Ilustrasi
Menurut peneliti hal ini karena wanita yang kelebihan berat badan dan kerap melewatkan sarapannya dari waktu ke waktu akan mengalami peningkatan resistensi insulin yang akut dengan cepat. Kondisi inilah yang meningkatkan risiko mereka untuk mengidap penyakit diabetes tipe 2.
Untuk membuktikannya, peneliti Elizabeth Thomas, MD, yang juga seorang pakar endokrinologi dari University of Colorado School of Medicine, Aurora dan rekan-rekannya mengamati sembilan wanita yang tidak mengidap diabetes, dengan usia rata-rata 29 tahun, yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.
Ada partisipan yang diminta untuk sarapan dan ada juga partisipan yang tidak diperbolehkan untuk sarapan pada kunjungan pertama mereka ke lab. Pada kunjungan kedua, hal ini berlaku sebaliknya. Namun ketika memasuki jam makan siang, keseluruhan partisipan diberi makan siang dengan menu yang sama dan terstandar.
Sampel darah partisipan pun diambil setiap 30 menit sekali setelah makan siang (selama tiga jam) untuk mengecek kadar insulin dan glukosa dalam darahnya.
Barulah dari situ peneliti dapat memastikan bahwa kadar insulin dan glukosa partisipan setelah makan siang akan lebih tinggi di hari dimana mereka melewatkan sarapan dibandingkan ketika partisipan memakan sarapannya. Perbedaan kadar insulin dan glukosa di antara kedua kondisi tersebut juga cukup signifikan.
"Kadar insulin dan glukosa yang meninggi itu menunjukkan adanya resistensi insulin akut akibat melewatkan sarapan," simpul Thomas seperti dilansir Zeenews, Selasa (18/6/2013).
Studi yang baru saja dipresentasikan dalam Endocrine Society`s 95th Annual Meeting di San Francisco ini didanai oleh Endocrine Fellows Foundation di Washington, D.C., National Institutes of Health dan Colorado Nutrition Obesity Research Center.
sumber: http://health.detik.com
Posting Komentar